Apakah anda type orang yang pemarah? Jika iya, tahukah anda bahwa orang yang sering marah rentan terhadap berbagai penyakit, secara ilmiah marah dapat mempengaruhi saraf dan mengeluarkan hormon andrenalin, hormon ini merupakan sari dari gundukan lemak yang ada di pinggang bagian atas, dan berfungsi sebagai jaringan adaptasi tubuh, serta menyiapkan untuk menerima pengaruh-pengaruh goncangan saraf ketika marah.
Hormon tersebut bergerak menuju saluran penkreas untuk menghentikan insulin, dan akan menambah kadar gula dalam darah, sehingga akan menaikan produktivitas gula dalam organ produksi minyak dalam tubuh, juga protein, kemudian akan berpengaruh terhadap jantung, bahkan bisa mengakibatkan berhentinya detak jantung, hingga terjadilah kematian, ia juga dapat menjadikan detak jantung bertambah cepat dan kuat, memompa lebih banyak darah, mengeluarkan benyak cairan keringat, dan mempercepat denyut nadi serta meninggikan tensi darah.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengendalikan amarah, Di bawah ini adalah beberapa tips untuk mengendalikan amarah :
1. Pahami bahwa kita marah. Lalu fokus mencari sasaran kemarahan ke dalam diri. Cukup pahami dan rasakan kemarahan, dan terima bahwa kita sedang marah dengan mengatakan kepada diri sendiri “Saya marah”
2. Selanjutnya, apa yang membuat kita marah? katakan kepada diri sendiri, “saya marah, karena saya merasa…”. Tujuannya, agar kemarahan tak meledak-ledak karena kemarahan difokuskan hanya pada obyek, orang atau kejadian yang saat itu benar-benar membuat kita marah.
3. Ungkapkan pada orang yang bersangkutan atau kejadian, atau obyek yang membuat anda marah, pikiran dari kepala anda tadi, yakni “Saya marah. Saya tidak suka, karena saya merasa…”
4. Lakukan P3K atas kemarahan anda, yakni coba mengatur emosi dengan cara mengendalikan nafas agar menjadi lebih teratur dan tenangkan diri, bisa dengan berwudu.
5. Bila emosi marah masih besar, lakukan beberapa gerakan karena saat marah, tubuh memang diprogram untuk melakukan aksi agresi. Itu sebabnya melakukan gerakan-gerakan kecil akan sangat membantu.
6. Kemudian salurkan kemarahan melalui aktivitas-aktivitas fisik seperti: olahraga, atau mengerjakan hobi. Tentunya setelah kita berhasil memahami kemarahan kita seperti pada tahap 1 dan 2 diatas.
7. Bila kemarahan masih sering sukar dikendalikan, segera temui psikolog anda. Karena kemarahan yang tak terkendali berakibat buruk bagi perkembangan psikis dan kepribadian, serta berdampak buruk bagi hubungan sosial dengan orang di sekitar kita.
2. Selanjutnya, apa yang membuat kita marah? katakan kepada diri sendiri, “saya marah, karena saya merasa…”. Tujuannya, agar kemarahan tak meledak-ledak karena kemarahan difokuskan hanya pada obyek, orang atau kejadian yang saat itu benar-benar membuat kita marah.
3. Ungkapkan pada orang yang bersangkutan atau kejadian, atau obyek yang membuat anda marah, pikiran dari kepala anda tadi, yakni “Saya marah. Saya tidak suka, karena saya merasa…”
4. Lakukan P3K atas kemarahan anda, yakni coba mengatur emosi dengan cara mengendalikan nafas agar menjadi lebih teratur dan tenangkan diri, bisa dengan berwudu.
5. Bila emosi marah masih besar, lakukan beberapa gerakan karena saat marah, tubuh memang diprogram untuk melakukan aksi agresi. Itu sebabnya melakukan gerakan-gerakan kecil akan sangat membantu.
6. Kemudian salurkan kemarahan melalui aktivitas-aktivitas fisik seperti: olahraga, atau mengerjakan hobi. Tentunya setelah kita berhasil memahami kemarahan kita seperti pada tahap 1 dan 2 diatas.
7. Bila kemarahan masih sering sukar dikendalikan, segera temui psikolog anda. Karena kemarahan yang tak terkendali berakibat buruk bagi perkembangan psikis dan kepribadian, serta berdampak buruk bagi hubungan sosial dengan orang di sekitar kita.